All that was,…

Kamu tahu?
Banyak orang yang tetiba jadi romantis saat hujan gerimis.
Jadi mampu menuliskan kalimat-kalimat sendu ketika langit mulai kelabu.

Pernahkah kamu melihat ke langit yang berwarna abu-abu?
Karena yang aku ingat, kamu pernah mengirimkan sapa ketika langit berwarna biru.

Ini saatnya hujan tiba, kala awan telah penuh dan Sang Pencipta menghendaki bebannya untuk jatuh.
Dulu -pada waktu seperti itu- kamu akan menata kalimat, mengisahkan sesuatu yang terlewat.

_______________________

Tapi kini semua cerita tak lagi ada.

Di langit yang berwarna biru atau abu-abu, tak kutemukan lagi sapamu.
Di rintik gerimis yang tak bersuara, hingga di gemuruhnya air hujan yang jatuhnya tak berkesudahan,
tak kudapatkan lagi kata-kata berhamburan.

Ternyata aku memang bagian dari orang-orang itu. Yang jadi mampu merangkai kalimat-kalimat sendu ketika langit kelabu,
mengingat sesuatu..

Lalu hujan pun luruh,
dan sepenggal kenangan datang menyentuh…

________________________

All those moments will be lost in time, like tears in rain,…

K e n a n g a n

Ini tentang perlawanan.
Perlawanan dari sebentuk kenangan.
Kenangan yang telah lama kutinggalkan.

—————

Rupanya ia mengikutiku perlahan, diam-diam.
Membawa dendam yang tertanam dalam.

Kini kami berhadapan, bertatapan.
Lalu tanpa percakapan, seketika ia melukaiku dengan kejam.

Tak mampu aku melawan sayatan-sayatan kisah yang bertubi-tubi ia torehkan dengan senyum penuh kepuasan.

—————-

Akhirnya kemenangan jadi milik sang kenangan.

Dan aku terkapar, meregang ingatan…

T a m u

Ada sesuatu mengetuk pintu ruang di kepala
Aku tahu pasti, itu sang kata-kata.

Lama nian tak bersua, kukira dia sudah lupa.
Kupersilakan dia bersuara, walau sebenarnya aku sungguh tak ingin mendengar apa-apa.

Tak juga dia menggetarkan udara
Lalu kuperiksa, adakah dia sedang sibuk menata aksara, atau mungkin juga sedang mengatur titik dan koma.

Tak berapa lama, dalam hening yang menggema mengalirlah bulir-bulir bening disana.

Tanpa perintah, semuanya tumpah.
Mungkin sang kata-kata tengah lelah menjalin kisah.

Kini,
ada sesuatu yang tetiba menyesaki ruang hati, hadir tanpa permisi…

_______________________

Tentang isi kepala

.. lalu aksara-aksara itu menari-nari di kepala, menanti untuk disusun dalam kata.

Kata-kata menjadi begitu banyaknya,
hingga tak tahu lagi kalimat mana sesungguhnya yang hadir pertama.

.. dan aku akhirnya hanya mampu membiarkannya disana,
tak perlu ada cerita di udara.

Mungkin mereka akan berkembang biak tak terhingga, memenuhi rongga-rongga jiwa,

.. atau mungkin mereka akan menghilang pergi, bila tiba saatnya nanti.

__________________________________

* silence is the answer ,
and that’s all that you can hear..

Kita, manusia…

Lalu kami saling berbagi cerita, apa saja yang begitu menyita rasa semenjak terakhir jumpa.

Tak terlalu banyak judul mengemuka, tapi inti dari semuanya adalah tentang menyikapi karakter manusia. Mereka yang tak jauh dari kita, justru membuat lelah jiwa.

Lalu apa? Ya menerima, karena setiap manusia adalah ujian bagi manusia lainnya. Kemudian belajarlah, karena kita diciptakan memiliki akal, pikiran, hati nurani, dalam tuntunan agama yang benar.

Lalu bagaimana? Kembalikan semua pada Sang Pencipta, Allah Ta’ala Penguasa semesta. Setiap jiwa ada dalam genggaman-Nya, semua peristiwa menjadi ada atas kehendak-Nya.

Jangan lupa, doakan. Semoga Allah karuniakan kebaikan & kelembutan hati bagi mereka.

Karena sibuk sakit hati hanya akan menghabiskan energi. Terlalu banyak memikirkan juga tidak akan mengubah keadaan. Apalagi bila resah hati bersahabat baik dengan nafsu makan yang tinggi. Keadaan tak berubah, berat badan bertambah.

Dan.. hei, bukankah aku dan kamu juga manusia? bisa dipastikan tak sempurna. Kita membebani diri dengan berprasangka tentang sikap manusia lain pada kita, lalu kita? Jangan-jangan banyak ucap dan laku diri yang menyebalkan pula.

Jadi mari belajar dan terus perbanyak istighfar. Setiap yang tidak menyenangkan itu ujian, insyaallah bisa menggugurkan dosa, menghapuskan kesalahan-kesalahan.

Mengalami ketidaknyamanan itu pelajaran, agar kita tak bersifat demikian ; tanpa sadar selalu membuat orang tidak nyaman, entah dalam tutur kata atau bahasa tubuh, yang tak bersuara tapi sarat makna.

Allahul musta’an. Hanya Allah-lah tempat kita memohon pertolongan.

________________________________

“Dan Kami jadikan sebagian kamu sebagai cobaan bagi sebagian yang lain. Maukah kamu bersabar? Dan Tuhanmu Maha Melihat.” { Q.S. Al-Furqan: 20 }
▪▪▪
Dari sahabat Anas radhiyallahu’anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, yang artinya ;

“Sungguh menakjubkan seorang mukmin. Tidaklah Allah menetapkan kepadanya sesuatu kecuali itu merupakan kebaikan baginya.“

{ H.R Ahmad }

___________________________________________

10 Januari, 2019..

*dari pertemuan dengan seorang kawan
*catatan bagi diri, muhasabah tiada henti